Oleh : Agus Dian Mawardi
...pelangi-pelangi...
Alangkah indahmu...
Merah kuning hijau...
Di langit yang biru...
Pelukismu Agung...
Siapa gerangan...
Pelangi-pelangi...
Ciptaan Tuhan...
Lagu tersebut di atas tentunya sudah sangat familiar di telinga kita. Mulai pertama kali kita mengenal bangku sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) sampai kita dewasa, lagu tersebut sering kita pilih menjadi lagu ‘andalan’ kita. Selain enak didengar, juga syairnya pendek, namun penuh makna (setelah kita tua baru tau ya..). Dari lagu tersebut dapat kita rasakan bahwa, mulai kecil kita sudah diajari memaknai penomena alam yang merupakan perwujudan dari kekuasaan Tuhan. Terlepas dari ilmu fisika yang dapat menerangkan warna pelangi dari teori spektrum warna dan kita ketahui setelah kita dibangku sekolah lanjutan.
Sekitar akhir bulan Mei 2009, aku ada berkunjung ke SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) di Komplek Mulawarman untuk menemui seorang sahabat. Awalnya niatku untuk bersilaturahmi, namun setelah diajak masuk ke dalam, wow...ternyata SKB menyimpan “berjuta pelangi” yang orang lain belum semua dapat melihatnya.
Pelangi yang Gratis...
Dari penjelasan sahabatku, pribadiku mencoba menafsirkan bahwa SKB mempunyai nilai yang strategis dan mulia yang patut diketahui oleh khalayak umum. Contohnya SKB bisa membantu anak-anak yang putus sekolah karena berbagai alasan tapi ingin memiliki ijazah, bisa mengikuti Paket A (untuk SD), B (SLTP) dan C (SLTA) nah ini SKB menjalankan program Kesetaraan, belum lagi untuk membantu orang yang tidak bisa membaca, maka SKB menjalankan program Keaksaraan (Keaksaraan Fungsional) ditambah dengan keterampilan-keterampilan yang sangat operasional produkstif, artinya keterampilan yang diberikan bisa menjadikan sebagai modal hidup mencari uang dilingkungannya dan semuanya tanpa biaya alias GRATIS. Selain itu SKB juga memberikan percontohan kegiatan Pendidikan Non Formal dan In Formal kepada pola pendidikan yang ada. Kenapa SKB tidak kita berikan apresiasi yang maksimal...? Bukankah di SKB banyak pelangi yang indah untuk kita singgahi dan akan kita tambah lagi keindahannya? Yang perlu kita bantu adalah pertama, bagaimana caranya memasyarakatkan SKB sebagai wadah yang penting, artinya masyarakat yang menginginkan bukan pekerja SKB yang mencari orang yang memerlukan SKB, singkatnya Masyarakat perlu SKB. Kedua, memberikan informasi kepada SKB tentang dunia luar yang penuh dinamika, sehingga SKB bisa menyelaraskan program keterampilan yang akan diberikan kepada masyarakat. Ketiga, peningkatan kopetensi tenaga pengajar. Keempat, perlu dipikirkan bagaimana pengintegrasian antara lembaga-lembaga terkait, sehingga tidak terkesan tumpang tindih.
Tentunya kita berharap dari SKB akan keluar LASKAR-LASKAR PELANGI yang menjadikan bangsa ini sejajar dengan bangsa lain dari segi tingkat pengetahuan dan keterampilan, karena sang laskar kita harapkan mempunyai kemandirian dengan ketrampilan dan pengetahuan yang dimilikinya sebagai modal awalnya, setelah itu tentunya para laskar menyadari akan pentingnya pendidikan untuk melanjutkan kejenjang selanjutnya. Amin.
(Tulisan ini pernah di muat di web SKB Bjm sebelum hadir dalam bentuk blog)
...pelangi-pelangi...
Alangkah indahmu...
Merah kuning hijau...
Di langit yang biru...
Pelukismu Agung...
Siapa gerangan...
Pelangi-pelangi...
Ciptaan Tuhan...
Lagu tersebut di atas tentunya sudah sangat familiar di telinga kita. Mulai pertama kali kita mengenal bangku sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) sampai kita dewasa, lagu tersebut sering kita pilih menjadi lagu ‘andalan’ kita. Selain enak didengar, juga syairnya pendek, namun penuh makna (setelah kita tua baru tau ya..). Dari lagu tersebut dapat kita rasakan bahwa, mulai kecil kita sudah diajari memaknai penomena alam yang merupakan perwujudan dari kekuasaan Tuhan. Terlepas dari ilmu fisika yang dapat menerangkan warna pelangi dari teori spektrum warna dan kita ketahui setelah kita dibangku sekolah lanjutan.
Sekitar akhir bulan Mei 2009, aku ada berkunjung ke SKB (Sanggar Kegiatan Belajar) di Komplek Mulawarman untuk menemui seorang sahabat. Awalnya niatku untuk bersilaturahmi, namun setelah diajak masuk ke dalam, wow...ternyata SKB menyimpan “berjuta pelangi” yang orang lain belum semua dapat melihatnya.
Pelangi yang Gratis...
Dari penjelasan sahabatku, pribadiku mencoba menafsirkan bahwa SKB mempunyai nilai yang strategis dan mulia yang patut diketahui oleh khalayak umum. Contohnya SKB bisa membantu anak-anak yang putus sekolah karena berbagai alasan tapi ingin memiliki ijazah, bisa mengikuti Paket A (untuk SD), B (SLTP) dan C (SLTA) nah ini SKB menjalankan program Kesetaraan, belum lagi untuk membantu orang yang tidak bisa membaca, maka SKB menjalankan program Keaksaraan (Keaksaraan Fungsional) ditambah dengan keterampilan-keterampilan yang sangat operasional produkstif, artinya keterampilan yang diberikan bisa menjadikan sebagai modal hidup mencari uang dilingkungannya dan semuanya tanpa biaya alias GRATIS. Selain itu SKB juga memberikan percontohan kegiatan Pendidikan Non Formal dan In Formal kepada pola pendidikan yang ada. Kenapa SKB tidak kita berikan apresiasi yang maksimal...? Bukankah di SKB banyak pelangi yang indah untuk kita singgahi dan akan kita tambah lagi keindahannya? Yang perlu kita bantu adalah pertama, bagaimana caranya memasyarakatkan SKB sebagai wadah yang penting, artinya masyarakat yang menginginkan bukan pekerja SKB yang mencari orang yang memerlukan SKB, singkatnya Masyarakat perlu SKB. Kedua, memberikan informasi kepada SKB tentang dunia luar yang penuh dinamika, sehingga SKB bisa menyelaraskan program keterampilan yang akan diberikan kepada masyarakat. Ketiga, peningkatan kopetensi tenaga pengajar. Keempat, perlu dipikirkan bagaimana pengintegrasian antara lembaga-lembaga terkait, sehingga tidak terkesan tumpang tindih.
Tentunya kita berharap dari SKB akan keluar LASKAR-LASKAR PELANGI yang menjadikan bangsa ini sejajar dengan bangsa lain dari segi tingkat pengetahuan dan keterampilan, karena sang laskar kita harapkan mempunyai kemandirian dengan ketrampilan dan pengetahuan yang dimilikinya sebagai modal awalnya, setelah itu tentunya para laskar menyadari akan pentingnya pendidikan untuk melanjutkan kejenjang selanjutnya. Amin.
(Tulisan ini pernah di muat di web SKB Bjm sebelum hadir dalam bentuk blog)
inilah awal dari segalanya..Allah sdh memberi tanda2, namun kita terlalu sibuk dgn kesombongan kita, shgga tdk peka membaca tanda2 yg diberikanNYA
BalasHapussalam kenal buat yg punya blog. nice blog, i like it. main2 ke blogku ya hehe itung2 silaturahmi.
BalasHapusAsik 'x ih...
BalasHapus